Obat terbesar dalam menghafal dan memahami adalah taqwa kepada Allah SWT. “Bertaqwalah kepada Allah, niscaya Dia mengajarimu”
Imam Syafi;i berkata, “Aku mengadukan perihal keburukan hafalanku kepada guruku, yang bernama Imam Waki’, lalu guruku berwasiat agar aku menjauhi maksiat dan dosa. Guruku kemudian berkata: ‘Muridku, ketahuilah bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang maksiat’”.
Adapun langkah-langkah menghafal al Qur’an, sebagai berikut:
1. Hendaklah
permulaan hafalan al Qur’an dimulai dari surat An Naas lalu al Falaq, yakni
kebalikan dari urutan surat-surat al Qur’an. Cara ini akan memudahkan tahapan
dalam perjalanan menghafal Al Qur’an serta memudahkan latihan dalam membacanya
di dalam shalat baik.
2. Membagi
hafalan menjadi dua bagian. Pertama, hafalan baru. Kedua, membaca al Qur’an
ketika shalat.
3. Mengkhususkan
waktu siang, yaitu dari fajar hingga maghrib untuk hafalan baru.
4. Mengkhususkan
waktu malam, yaitu dari adzan Maghrib hingga adzan Fajar untuk membaca al
Qur’an di dalam shalat.
5. Membagi
hafalan baru menjadi dua bagian: Pertama hafalan. Kedua, pengulangan. Adapun
hafalan, hendaknya ditentukan waktunya setelah shalat fajar dan setelah Ashar.
Sedangkan pengulangan dilakukan setelah shalat sunnah atau wajib sepanjang
siang hari.
6. Meminimalkan
kadar hafalan baru dan lebih memfokuskan pada pengulangan ayat-ayat yang telah
dihafal.
7. Hendaklah
membagi ayat-ayat yang telah dihafal menjadi tujuh bagian sesuai jumlah hari
dalam sepekan, sehingga membaca setiap bagian dalam shalat setiap malam.
8. Setiap
kali bertambah kadar hafalan, maka hendaklah diulangi kadar pembagian
pengelompokan pekanannya agar sesuai dengan kadar tambahan.
9. Hendaklah
hafalannya persurat. Jika surat tersebut panjang, bisa dibagi menjadi beberapa
ayat berdasarkan temannya. Tema-tema yang panjang juga bisa dibagi menjadi dua
bagian atau lebih. atau dapat juga dikumpulkan surat-surat atau tema-tema yang
pendek menjadi satu penggalan. Yang penting pembagian tersebut tidak
asal-asalan, bukan berdasarkan berapa halaman atau berapa barisnya.
10.
Tidak dibenarkan dan tidak diperbolehkan
sama sekali melewati surat apapun sampai ia menghafalnya secara keseluruhan,
seberapa pun panjangnya. Dan setelah menghafalnya secara keseluruhan, maka
hendaklah diulang-ulang beberapa kali dalam tempo lebih dari satu hari.
11. Apabila
di tengah shalat malam mengalami kelemahan dalam hafalan sebagian surat, maka
hendaklah dilakukan pengulangan kembali disiang hari di hari berikutnya. Dalam
kondisi seperti ini, tidak dibenarkan memulai hafalan baru. Kebanyakan hal
seperti ini terjadi di awal-awal hari setelah menyelesaikan hafalan baru.
12.
Sangat dianjurkan sekali untuk
memperdengarkan surat-surat yang akan digunakan dalam shalat malam kepada orang
lain.
13.
Sangat baik mendidik anggota keluarga
dengan metode ini. Caranya dengan membuat jadwal pekanan bagi setiap anggota
keluarga dan memperdengarkan hafalan kepada mereka di siang hari, mengingatkan
kepada mereka, memotivasi mereka untuk membacanya ketika shalat malam, serta
membekali mereka supaya bisa berlatih sehingga tumbuh berkembang diatas al
Qur’an. Dan al Qur’an bisa menjadi teman bagi mereka yang tidak bisa lepas
darinya dan tidak kuasa untuk berpisah dengannya. Serta bisa menjadi lentera
yang menerangi jalan kehidupan mereka.
14.
Hendaklah memperhatikan cara membacanya.
Bacaan harus tartil (perlahan) dan dengan suara yang terdengar oleh telinga.
Bacaan yang tergesa-gesa walaupun dengan alasan ingin menguatkan hafalan baru
adalah bentuk pelalaian terhadap tujuan membaca al Qur’an (untuk memperoleh
ilmu, untuk diamalkan, untuk bermunajat kepada Allah, untuk memperoleh pahala,
untuk berobat dengannya).
15.
Tujuan dari menghafal al Qur’an bukanlah
untuk menghafal lafadz-lafadznya dalam jumlah yang banyak. tetapi tujuannya
adalah mengulang-ulang surat yang telah dihafal dalam shalat dengan niatan,
mentadabburi al Qur’an. tetapi apabila mampu menghafal banyak surat sesuai apa
yang telah disebutkan diatas, itu lebih utama dari pada sedikit menghafal. Yang
terpenting adalah menerapkan kaidah diatas. Apabila menurutmu waktu sangat
sempit maka ambillah kadar yang sedikit namun terus diulang-ulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.