Halaman

Jumat, 04 November 2011

IbuKU Bermata Satu

        Ibuku hanya memiliki satu mata, sedang mata yang satunya cacat. Aku membencinya… dia sungguh membuatku menjadi sangat memalukan. Dia bekerja memasak buat para murid dan guru di sekolah… untuk menopang keluarga.
        Ini terjadi pada suatu ketika aku duduk di sekolah dasar dan ibuku datang. Aku sungguh dipermalukan. Bagaimana bisa ia tega melakukan ini padaku? Aku membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.
Keesokan harinya di sekolah…
“Ibumu bermata satu?!?!?…. eeeee ejek seorang teman. Akupun berharap ibuku segera lenyap dari muka bumi ini.
Jadi kemudian aku katakan pada ibuku, “Ma… kenapa engkau hanya memiliki satu mata?! Kalau engkau hanya ingin aku menjadi bahan ejekan orang-orang , kenapa engkau tidak segera mati saja?!!!?

Ibuku diam tak bereaksi. Aku merasa tidak enak, namun disaat yang sama, aku rasa aku harus mengatakan apa yang ingin aku katakan selama ini…
Mungkin ini karena ibuku tidak pernah menghukumku, akan tetapi aku tidak berfikir kalau aku telah sangat melukai perasaannya.
Malam itu…Aku terjaga dan bangun menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Ibuku sedang menangis disana terisak-isak, mungkin karena khawatir akan membangunkanku. Sesaat kutatap ia, dan kemudian pergi meninggalkannya.

Setelah aku mengatakan perasaanku sebelumnya padanya, aku merasa tidak enak dan tertekan. Walau demikian, aku benci ibuku yang menangis dengan satu mata.
Jadi aku bertekad untuk menjadi dewasa dan menjadi orang sukses . Kemudian aku tekun belajar. Aku tinggalkan ibuku dan melanjutkan studiku ke Singapore. Kemudian aku menikah. Aku membeli rumahku dengan jerih payahku. Kemudian, akupun mendapatkan anak-anak, juga.

Sekarang aku tinggal dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggal ini karena tempat ini dapat membantuku melupakan ibuku.
Namun pada suatu hari, ada seseorang tamu mengetuk pintu rumahku. Setelah kubuka, aku sangat terkejut sekali. Ini adalah ibuku… Masih dengan mata satunya. Aku merasa seolah-olah langit runtuh menimpaku.
Bahkan anak-anakku lari ketakutan melihat ibuku yang bermata satu.
Aku bertanya padanya, “Siapa kamu?!. Aku tidak mengenalmu!!!
? kukatakan seolah-olah itu benar.
Aku memakinya, “Berani sekali kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku! KELUAR DARI SINI!! SEKARANG JUGA!!!
?.
Ibuku hanya menjawab, “Oh, maafkan aku. Aku mungkin salah alamat.? Kemudian ia berlalu dan hilang dari pandanganku.
Oh syukurlah… Dia tidak mengenaliku. Aku agak lega. Kukatakan pada diriku kalau aku tidak akan khawatir, atau akan memikirkannya lagi. Dan akupun menjadi merasa lebih lega…
Suatu hari, sebuah undangan menghadiri reuni sekolah dikirim ke alamat rumahku di Singapore. Jadi, aku berbohong pada istriku bahwa aku akan melakukan perjalanan dinas. Setelah menghadiri reuni sekolah, aku mengunjungi sebuah gubuk tua, dulu merupakan rumahku… Hanya sekedar ingin tahu saja.
Di sana , aku mendapati ibuku terjatuh di tanah yang dingin. Tapi aku tidak melihatnya mengeluarkan air mata.
Ia memegang selembar surat ditangannya… Sebuah surat untukku.
“Anakku…Aku rasa hidupku cukup sudah kini… Dan… aku tidak akan pergi ke Singapore lagi…Tapi apakah ini terlalu berlebihan bila aku mengharapkan engkau yang datang mengunjungiku sekali-kali?

Aku sungguh sangat merindukanmu…Dan aku sangat gembira ketika kudengar bahwa engkau datang pada reuni sekolah .
Tapi aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolahan. Demi engkau… Dan aku sangat menyesal karna aku hanya memiliki satu mata, dan aku telah sangat memalukan dirimu.
Kau tahu, ketika engkau masih kecil, engkau mengalami sebuah kecelakaan, dan kehilangan salah satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa tinggal diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya memiliki satu mata.

Jadi kuberikan salah satu mataku untukmu…
Aku sangat bangga akan dirimu yang telah dapat melihat sebuah dunia yang baru untukku, di tempatku, dengan mata tersebut.

Aku tidak pernah merasa marah dengan apa yang kau pernah kau lakukan… Beberapa kali engkau memarahiku…
Aku berkata pada diriku, ‘Ini karena ia mencintaiku …’”

diterjemahkan dari versi aslinya “the Story of The One-Eyed Mother”
Pesan (di atas) ini sungguh memiliki sebuah arti yang sangat mendalam dan dikirim untuk mengingatkan banyak orang bahwa kebaikan yang telah mereka nikmati selama ini adalah berkat seseorang, entah secara langsung maupun tidak langsung.
Renungkan sesaat dan lihatlah dirimu!.
Berterima kasihlah akan apa yang kamu miliki saat ini dibandingkan dengan jutaan orang yang tidak memiliki kehidupan seperti yang engkau peroleh saat ini !
“Bawalah (selalu) ibumu dalam doa di mana saja engkau berada !


:
1.     كان لأمي عين واحدة ... وقد كرهتها ... لأنها كانت تسبب لي الإحراج . Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya… dia sungguh membuatku menjadi sangat memalukan.
2.    وكانت تعمل طاهية في المدرسة التي أتعلم فيها لتعيل العائلة . Dia bekerja memasak buat para murid dan guru di sekolah… untuk menopang keluarga.
3.    ذات يوم ... في المرحلة الابتدائية جاءت لتطمئن عَلي . Ini terjadi pada suatu ketika aku duduk di sekolah dasar dan ibuku datang.
4.    أحسست بالإحراج فعلاً ... كيف فعلت هذا بي؟ ! Aku sungguh dipermalukan. Bagaimana bisa ia tega melakukan ini padaku?
5.    تجاهلتها , ورميتها بنظرة مليئة بالكره . Aku membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.
6.    وفي اليوم التالي قال أحد التلامذة ... أمك بعين واحده ... أووووه Keesokan harinya di sekolah… “Ibumu bermata satu?!?!?…. eeeee ejek seorang teman.
7.    وحينها تمنيت أن أدفن نفسي وأن تختفي امي من حياتي . Akupun berharap ibuku segera lenyap dari muka bumi ini.
8.    في اليوم التالي واجهتها : لقد جعلتِ مني أضحوكة , لِم لا تموتين ؟ !! kemudian aku katakan pada ibuku, “Ma… kenapa engkau hanya memiliki satu mata?! Kalau engkau hanya ingin aku menjadi bahan ejekan orang-orang , kenapa engkau tidak segera mati saja?!!!?
9.    ولكنها لم تُجب !!! Ibuku diam tak bereaksi.
10. لم أكن متردداً فيما قلت ولم أفكر بكلامي لأني كنت غاضباً جداً . Aku rasa aku harus mengatakan apa yang ingin aku katakan selama ini… Aku merasa marah dan tidak enak
11.  ولم أبالي لمشاعرها ... Aku tidak berfikir kalau aku telah sangat melukai perasaannya.
12. وأردت مغادرة المكان .. Rasanya aku ingin meninggalkan rumah
13. درست بجد وحصلتُ على منحة للدراسة في سنغافورة . Kemudian aku tekun belajar. Aku tinggalkan ibuku dan melanjutkan studiku ke Singapore
14. وفعلاً .. ذهبت .. ودرست .. ثم تزوجت .. واشتريت بيتاً .. وأنجبت أولاداً وكنت سعيداً ومرتاحاً في حياتي . Kemudian aku menikah. Aku membeli rumah dengan jerih payahku. Kemudian, akupun mendapatkan anak-anak. Aku sangat bahagia sebagai seorang yang sukses
15. وفي يوم من الأيام .. أتت أمي لزيارتي ولم تكن قد رأتني منذ سنوات ولم ترى أحفادها أبداً ! Satu ketika ibuku datang menengokku. Aku sudah lama sekali tidak melihatnya. Dan ia belum pernah melihat cucu cucunya
16. وقفت على الباب وأخذ أولادي يضحكون ... Ia berdiri di muka pintu. Semua anak anakku mentertawainya
17. صرخت : كيف تجرأتِ وأتيت لتخيفي اطفالي؟ .. اخرجي حالاً !!! Aku bertanya padanya, “Siapa kamu?!. Aku tidak mengenalmu!! !? kukatakan seolah-olah itu benar. Aku memakinya, “Berani sekali kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku ! KELUAR DARI SINI!! SEKARANG JUGA!!!?
18. أجابت بهدوء : ( آسفة .. أخطأتٌ العنوان على ما يبدو ).. واختفت .... Ibuku hanya menjawab, “Oh, maafkan aku. Aku mungkin salah alamat.? Kemudian ia berlalu dan hilang dari pandanganku.
19. وذات يوم وصلتني رسالة من المدرسة تدعوني لجمع الشمل العائلي . Suatu hari, sebuah undangan menghadiri reuni sekolah dikirim ke alamat rumahku di Singapore .
20.فكذبت على زوجتي وأخبرتها أنني سأذهب في رحلة عمل ... Aku berbohong pada istriku bahwa aku akan melakukan perjalanan dinas
21. بعد الاجتماع ذهبت الى البيت القديم الذي كنا نعيش فيه , للفضول فقط !!!. Setelah menghadiri reuni sekolah, aku mengunjungi sebuah gubuk tua, dulu merupakan rumahku… Hanya sekedar ingin tahu saja.
22.أخبرني الجيران أن أمي .... توفيت . Tetanggaku mengabariku bahwa ibuku telah meninggal dunia
23.لم أذرف ولو دمعة واحدة !! Setetes pun air mataku tidak meleleh
24.قاموا بتسليمي رسالة من أمي .... Lalu mereka memberikan kepadaku sepucuk surat dari ibuku
25.ابني الحبيب .. لطالما فكرت بك .. “ Anaku yang kucintai, Aku selalu mengingatmu setiap saat.
26.آسفة لمجيئي إلى سنغافورة وإخافة أولادك . Aku minta maaf karena aku datang ke Singapure hanya sekedar menakuti anak anakmu
27.كنت سعيدة جداً عندما سمعتُ أنك سوف تأتي للاجتماع . Aku sangat gembira ketika kudengar kau datang di reuni
28.ولكني قد لا أستطيع مغادرة السرير لرؤيتك . Akan tetapi sayang aku tidak dapat meninggalkan kasurku untuk melihatmu dilantik
29.آسفة لأنني سببت لك الإحراج مراتٍ ومرات في حياتك . Aku minta maaf karena aku selalu menyusahkanmu berkali kali
30.هل تعلم ... لقد تعرضتَ لحادثٍ عندما كنت صغيراً وقد فقدتَ عينك . Kau tahu, ketika engkau masih kecil, engkau mengalami sebuah kecelakaan, dan kehilangan salah satu matamu.
31. وكأي أم , لم استطع أن أتركك تكبر بعينٍ واحدةٍ ... Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa tinggal diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya memiliki satu mata.
32.ولِذا ... أعطيتكَ عيني ..... Jadi kuberikan salah satu mataku untukmu…
33.وكنتُ سعيدة وفخورة جداً لأن ابني يستطيع رؤية العالم بعيني . Aku sangat bangga akan dirimu yang telah dapat melihat dunia dengan mataku
34...... مع حبي ..... … Bersama kecintaanku untukmu…
35...... أمــــــــــــك ..... … Ibumu…
36.ويقول أيضاً : ( عن عمر بن الخطاب أنه قدم على رسول الله صلى الله عليه وسلم بسبي فإذا امرأةٌ من السبي تبتغي إذا وجدت صبياً في السبي أخذته فألصقته ببطنها وأرضعته فقال لنا : أترون هذه المرأة طارحةً ولدها في النار؟ قلنا : لا والله – وهي تقدر أن لا تطرحه فقال : الله أرحم بعباده من هذه بولدها
37.Dari Umar bin Khattab ra sesungguhnya beliau datang membawa tawanan perang. Tiba2 seorang wanita dari tawanan mengambil bayi salah seorang tawanan lalu disusuinya. Rasulallah saw bersabda “Kalian tahu wanita itu bisa memasukan bayi itu ke neraka!” Kami berkata: “ Tidak wahai Rasulallah, ia bisa pula memalingkanya dari neraka”. Beliau bersabda “Allah lebih berbelas-kasian kepada hambanya dari wanita itu”
38.نحمد الله على نعمة الإسلام وكما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عندما سُئل : يا رسول الله من أحق الناس بحسن صحابتي قال أمك قال ثم من قال أمك قال ثم من قال أمك قال ثم من قال أبوك صدق رسول الله صلى الله عليه وسلم
39.Thanks Allah we are Muslims Rasulallah saw ditanya “Siapa yang paling berhak menjadi temanku wahai Rasulallah?”. Beliau bersabda “Ibumu”. Beliau ditanya lagi “Siapa lagi wahai Rasulallah? Beliau bersabda “Ibumu”. Beliau ditanya lagi “ Siapa lagi wahai Rasulallah? Beliau menjawab “Ibumu”. Kemudian beliau ditanya lagi “Siapa lagi wahai Rasulallah? Beliau bersabda “Bapakmu ” Salam Dari Kota Nabi Hasan Husen Assagaf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.